Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 11:18:00【Resep Pembaca】928 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(99)
Artikel Terkait
- Korban kebakaran di Matraman masih mengungsi di tenda darurat
- SPPG Polri terapkan standar “food safety” untuk program MBG
- Dinkes Serang latih seribu relawan SPPG guna jamin keamanan pangan MBG
- BGN wajibkan SPPG masak dengan air galon guna cegah keracunan
- Suasana ceria di SMPN 2 Maos saat Makan Bergizi Gratis tiba
- Pemkab Cirebon targetkan dapur MBG miliki SLHS pada akhir Oktober 2025
- RI menyiapkan 500 ribu tenaga kerja terampil dikirim ke luar negeri
- Pemkab Malang telusuri penyebab keracunan belasan pelajar Mts
- BGN bilang Bali masih butuh banyak SPPG untuk layani MBG
- Wihaji: Pendistribusian MBG di pulau
Resep Populer
Rekomendasi

Dari dapur saat fajar, ke meja belajar

HMI: MBG dan antikorupsi jadi mesin penggerak ekonomi setahun Prabowo

Ibu Negara Brasil berpesan utamakan pangan lokal untuk kesuksesan MBG

Menhan pastikan pembangunan Yonif Teritorial TP 821 berjalan baik

Pemkab Bantul kumpulkan pengelola SPPG untuk evaluasi MBG

SPPG Polda Kalteng salurkan MBG pertama bagi 1.000 penerima manfaat

Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas

Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing